Adalah pada suatu hari,
Seorang kadi dalam negri,
Sedang berjalan seorang diri,
Hatinya susah tidak terperi.
Pikiran kusut bukan buatan,
Matanya kabur hilang ingatan,
Taman istana tidak kelihatan,
Tempat bermain putri sultan.
Maksudnya hendak berjalan pulang,
Tetapi memang maksudnya malang,
Karena hatinya sangatlah walang,
Satupun tidak tampak menghalang.
Kadipun masuk ketika itu,
Kedalam taman berpagar batu,
Taman larangan nyatalah tentu,
Sana bermain putri ratu.
Kadi tertangkap dengan segera,
Diikat tangan oleh perwara,
Lalu menghadap sultan negara,
Kadi di tuduh berbuat cura.
Raja pun murka bukan seperti,
Kepada kadi yang jahat pekerti,
Hukuman jatuh tidak menanti,
Kadi bersalah dihukum mati.
Karya: Abas Soetan Pamoentjak
Matanya kabur hilang ingatan,
Taman istana tidak kelihatan,
Tempat bermain putri sultan.
Maksudnya hendak berjalan pulang,
Tetapi memang maksudnya malang,
Karena hatinya sangatlah walang,
Satupun tidak tampak menghalang.
Kadipun masuk ketika itu,
Kedalam taman berpagar batu,
Taman larangan nyatalah tentu,
Sana bermain putri ratu.
Kadi tertangkap dengan segera,
Diikat tangan oleh perwara,
Lalu menghadap sultan negara,
Kadi di tuduh berbuat cura.
Raja pun murka bukan seperti,
Kepada kadi yang jahat pekerti,
Hukuman jatuh tidak menanti,
Kadi bersalah dihukum mati.
Karya: Abas Soetan Pamoentjak
Komentar